Pages

Thursday, March 24, 2022

Bahagia

Dengan apa kita urai rasa kalut? 
Menepi dan pulang ke dada paling tenang.

"Apa yang membuatmu bahagia?", tanya dia di ujung perempatan sana.
Aku ingin kita diam-diam mendengar debur ombak pantai yang memerah senja. Sederhana, kataku padanya.
Aku ingin duduk saja, diam di langit berbintang, dan awan yang malam yang dingin.
Aku ingin mengesap bau embun pagi dan jatuhnya butiran air di kelopak bunga.
Sederhana, kataku pada nya.

Nafasnya menghela berat.
Dan pergi dalam diamku yang tidak kuucapkan.

-Aku ingin pulang ke dada paling tenang, lirihku-

Sunday, April 12, 2015

Pernah ga??

Pernah ga kamu ngerasa "menyerah" untuk seseorang karena sudah terlalu lelah jatuh dan sakit dengan cara yang sama berulang-ulang kali, berkali kali...?

Pernah ga kamu membantin, "Entahlah, aku ga peduli lagi dengan semuanya" dalam menghadapi permasalahan. Bukan, bukan karena tidak ingin menyelesaikan permasalahannya, tetapi karena merasa percuma. Toh, apa yang sudah diselesaikan, kita akan tahu ujung-ujungnya akan sama seperti yang sudah-sudah. Permasalahan yang sama dengan yang lalu.

Teori Memaklumi atau Menghargai?


Nulis apa?
nulis apa?

nulis apa?


Aha, ya,umm...jika ada pertanyaan seperti ini, "Apakah sesuatu yang tidak kamu suka lalu serta merta suatu saat, jika sudah terbiasa, kamu akan bisa menyukainya?"

Rumit ya, terkadang menjawab sesuatu yang berkaitan dengan suka-tidak suka, benci-tidak benci adalah hal yang abstrak. "Pemakluman", begitu bahasanya. Dalam hal ini, apakah (katakan saja) "sipenanya" dituntut memaklumi hal-hal yang tidak disukainya.
      "Maklumi saja, nanti kamu terbiasa kok"

Saturday, January 3, 2015

Semestinya, seharusnya...

Pada tanggal itu, 
Allah telah menitipkan lelaki terbaik yang dilahirkan dari seorang ibu yang luar biasa, maka sepantasnya, aku, semestinya mencintainya dengan cara yang luar biasa dan dengan segala yang terbaik yang aku miliki. Seharusnya...

Saturday, October 11, 2014

Jika...

Jika bukan karenaNya,
mungkin,
Ah.. sudahlah!

Anggap saja,

Anggap saja aku mesin tanpa nyawa,
tubuh tanpa nafas,
atau pohon tanpa daun,
meranggas
dan
mati...

Menikah adalah...

Menikah adalah...

Proses berhenti untuk membanding-bandingkan.
berhenti membanding-bandingkan,

Saturday, September 27, 2014

Pagi&Senja

Kau benar-benar seperti pagi yang menghilang dan senja yang terbenam.
Sayangnya, tiap pagi atau senja, bukan pagi dan senja milikmu lagi yang menunggu di sana.
Pagi dan senja hari ini telah milik hari yang lain. Sebatas ini, aku masih mengingat pagi dan senjamu.
Namun, maafkan aku. Pergilah baik-baik. 
Ya, aku hanya sedang berbicara pada diriku sendiri.


Friday, June 20, 2014

#Edisi Merajuk

Saya sih bukan orang yang cengeng, tapi ibu bilang, saya paling suka merajuk. Prilaku standar yang saya lakukan saat saya merajuk adalah masuk kamar, berdiam diri dan tidak makan. Entah ya, ini bawaan lahir atau keturunan (?) yang ketika saya marah katakanlah merajuk, maka saya akan mogok makan. 
Ayah saya dulu sering sekali bilang, "Untuk apa suka sekali menyakiti diri sendiri?". Padahal hemat saya, lebih baik menyakiti diri sendiri daripada menyakiti orang lain, bukan?

Saya, kalau sudah ingin sesuatu, mau tidak mau harus dipenuhi. Ayah saya dulu sering berujar, "Memanglah, anak gadis ayah yang satu ini, kalau udah maunya,

Thursday, June 12, 2014

Saturday, May 31, 2014

Juni

Juni, adalah Juni ku. Juni selalu menyimpan tawa, Juni yang selalu dinanti. Bagiku saja barangkali, atau bagimu juga? Juni adalah sebuah isyarat, sebuah perjalanan, bahwa aku harus menyadari, kedewasaan adalah sebuah pilihan yang tidak bisa ditawar.

Ini Juniku, egois kah? Juni milikku, ia melipir jauh melewati keindahan bulan-bulan yang lain. Juni selalu indah apapun bentuknya. Ah, Juni...

Thursday, May 22, 2014

Labilisasi kriminalisasi emosi-isme.

Ini tentang sarkasme.
Dan saya adalah orang yang berada dalam barisan garis keras penolak sarkasme.  Bagi saya yang “anti mainstream” dan anti kekerasan fisik maupun oral (ini ngomong apa sih?), pilihan diskusi adalah metode terbaik mengambil sebuah keputusan. Sejak alam lahir, saya paling membenci kata “dicuekin”, lebih baik dimarahi habis-habisan daripada didiamkan, disapa-pun tidak. Saya jadi serba salah. Sebab itu, teman-teman saya kalau sedang “ingin diam” terkait mungkin ada masalah pribadi dan sebagainya, mereka sering berkata, “Tenang, aku ga apa-apa. Ini ga ada kaitannya samamu”. Maka saya pun bisa paham. Artinya begini, saya bisa menerima saat seseorang membutuhkan kesendirian. Terkadang memang ada hal-hal yang tidak bisa kita ceritakan pada orang lain dan memaksa kita merenungkan serta memikirkan jalan keluar itu sendiri. 

Thursday, May 1, 2014

Judulnya "benar2 mengolah sabar" --!

Saya yang kata teman saya adalah orang paling sabar nomor wahid, uhuk *dusta*, setelah sampai di India, entah mengapa saya menjadi orang yang justru nilai sabar sulit saya temui. Walaupun dalam beberapa hal saya cenderung lebih sabar daripada teman saya, haha... :D

Seperti pada suatu hari, saat kami masih berlangganan SRJ broadband (salah satu provider broadband lokal) yang terpasang di rumah, selama itu pula saya harus menanak sabar bukan main. Pasalnya, baru saja internet disetting di rumah, tetapi internet tidak dapat dipakai. Teman saya kemudian menelpon providernya dan mengutarakan kalau internet yang baru saja dipasang tidak bisa digunakan dan pihak SRJ berjanji akan datang "ESOK" hari untuk melihat apa yang terjadi. Sesekali, kita jangan terlalu percaya pada apa yang dikatakan orang lain. -_-

Tuesday, April 29, 2014

Tentang Doa

Apakah merasa bahwa setiap suksesmu, tenangnya hidupnya, lancarnya rezekimu adalah sebab doamu yg selalu kau panjat-panjatkan dalam tengadah tangan? Mungkin saja.

Atau mungkin juga, ada yang diam-diam dengan segala tulus, ia bersahaja dengan pintanya atas namamu di hadapan Sang Maha.
Kau tak pernah tau, dia yang lalu mengangkasakan doanya lalu doa diijabah.
Ah, kau tentu tak pernah tau.